Kisah Tukang Sayur Naik Haji Setelah 20 Tahun Menabung

advertise here
Keinginan Sularmi Parno Sudarmo seorang penjual sayur di Danguran, Klaten, Jawa Tengah untuk pergi haji akhirnya terwujud. Selama 20 tahun, Sularmi menyisihkan uang hasil menjual sayur untuk Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) atau dahulu dikenal dengan nama Ongkos Naik Haji (ONH).

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (21/9/2014), kesibukan Sularmi berjualan sayur sudah mulai terlihat sejak pagi. Ia menata dagangannya tersebut di kios yang berada di samping rumah kontrakannya.

Sularmi sudah berjualan sayur selama 30 tahun. Sebelumnya, Sularmi memulai berjualan sayur dengan berkeliling kampung. Namun sejak 13 tahun terakhir, ia memilih berjualan di kios yang letaknya berdekatan dengan tempat tinggalnya.

Penghasilan pas-pasan dari berjualan sayur tak membuat tekad Sularmi untuk berangkat ke Tanah Suci surut. Terlebih dorongan almarhum suaminya membuat ia terus bersemangat menyisihkan tabungannya untuk menunaikan rukun Islam kelima.

Meski hasil yang didapatkan dari berjualan sayur setiap harinya hanya berkisar Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu, Sularmi tetap rajin mengumpulkan uang demi bisa mendaftarkan dirinya berangkat haji.

Setelah 20 tahun menabung, Sularmi akhirnya bisa mendaftarkan diri untuk naik haji pada tahun 2010 lalu. Sesuai jadwal yang ditentukan, Sularmi akan berangkat haji tahun ini bersama jemaah lainnya dengan Kelompok Terbang (Kloter) 90.

Rencananya Sularmi akan berangkat ke Tanah Suci pada 23 September mendatang melalui Embarkasi Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah. Kisah Sularmi membuktikan bahwa tekad kuat disertai niat yang ikhlas bisa mengantar seseorang menjalankan ibadah haji meskipun dari golongan masyarakat kecil.