PKS Ngawen - Ada yang istimewa di Rapat Kerja (Raker) PKS
Kelurahan Mustikasari Mustikajaya Kota Bekasi kali ini, yaitu kehadiran
Bu Sulami, anak almarhum Mbah Maridjan, kuncen gunung Merapi yang
legendaris itu.
Bu Mamik (nama panggilannya) ternyata sudah lama terlibat dan aktif sebagai kader PKS di Kota Bekasi. Kegiatan yang Ia ikuti bukan kali ini saja.
Beliau sudah terbiasa ikut bersama kader ibu-ibu yang lain. Seperti pada pemilu lalu, menyebarkan pamflet, door to door memasarkan PKS kepada warga.
Ketika ditanya, apa yang membuatnya tertarik bergabung dengan partai dakwah ini, Bu Mamik menjawab, "setiap kita selaku hamba Allah yang sadar akan tugas dan kewajiban kita sebagai seorang muslim, Allah telah meninggikan derajat kita melalui ad dien ini. Saya bergabung ke dalam PKS ini meyakini sebagai jalan dakwah. Walau saya sadar tidak punya apa-apa, tetapi nurani saya mengatakan bahwa saya harus jadi bagian dari barisan dakwah ini."
Bu Mamik terdiam sejenak, lalu melanjutkan,"Saya bersyukur pada Allah bahwa dengan ijinnya saya dipertemukan dengan jalan dakwah ini."
Lebih lanjut Bu Mamik menjelaskan harapan beliau selaku kader dakwah, bahwa tugas kedepan bukanlah sesuatu yang ringan, dibutuhkan kekuatan yang harus sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan mulia itu.
"Walaupun kita tidak mendapatkan materi apa-apa tapi tegaknya ad dienul Islam ini lebih utama, dalam pepatah jawa, 'rame ing gawe sepi ing pamrih."
"Saudaraku kalian adalah orang terbaik pilihan Allah, tetaplah tegak dimanapun dan posisi apapun yang kita pijak. Negeri beserta isinya ini membutuhkan kerja keras kita. Jangan pernah lelah untuk terus belajar. Ambil pelajaran dari siapapun, apakah dia pemulung atau orang yang pernah kita remehkan sekalipun, sebab kita tidak pernah tau siapa diantara kita yang hakikatnya lebih mulia disisi Allah," pesan Bu Mamik untuk seluruh kader PKS.
Menariknya ketika diminta fotonya, Bu Mamik berkeras tidak mau. Butuh usaha keras hingga akhirnya beliau berkenan.Setelah penutupan RAKER, Bu Mamik dijemput oleh suami tercintanya, Pak Radjiman.(eas)
Bu Mamik (nama panggilannya) ternyata sudah lama terlibat dan aktif sebagai kader PKS di Kota Bekasi. Kegiatan yang Ia ikuti bukan kali ini saja.
Beliau sudah terbiasa ikut bersama kader ibu-ibu yang lain. Seperti pada pemilu lalu, menyebarkan pamflet, door to door memasarkan PKS kepada warga.
Ketika ditanya, apa yang membuatnya tertarik bergabung dengan partai dakwah ini, Bu Mamik menjawab, "setiap kita selaku hamba Allah yang sadar akan tugas dan kewajiban kita sebagai seorang muslim, Allah telah meninggikan derajat kita melalui ad dien ini. Saya bergabung ke dalam PKS ini meyakini sebagai jalan dakwah. Walau saya sadar tidak punya apa-apa, tetapi nurani saya mengatakan bahwa saya harus jadi bagian dari barisan dakwah ini."
Bu Mamik terdiam sejenak, lalu melanjutkan,"Saya bersyukur pada Allah bahwa dengan ijinnya saya dipertemukan dengan jalan dakwah ini."
Lebih lanjut Bu Mamik menjelaskan harapan beliau selaku kader dakwah, bahwa tugas kedepan bukanlah sesuatu yang ringan, dibutuhkan kekuatan yang harus sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan mulia itu.
"Walaupun kita tidak mendapatkan materi apa-apa tapi tegaknya ad dienul Islam ini lebih utama, dalam pepatah jawa, 'rame ing gawe sepi ing pamrih."
"Saudaraku kalian adalah orang terbaik pilihan Allah, tetaplah tegak dimanapun dan posisi apapun yang kita pijak. Negeri beserta isinya ini membutuhkan kerja keras kita. Jangan pernah lelah untuk terus belajar. Ambil pelajaran dari siapapun, apakah dia pemulung atau orang yang pernah kita remehkan sekalipun, sebab kita tidak pernah tau siapa diantara kita yang hakikatnya lebih mulia disisi Allah," pesan Bu Mamik untuk seluruh kader PKS.
Menariknya ketika diminta fotonya, Bu Mamik berkeras tidak mau. Butuh usaha keras hingga akhirnya beliau berkenan.Setelah penutupan RAKER, Bu Mamik dijemput oleh suami tercintanya, Pak Radjiman.(eas)